Sabtu, 14 Mei 2011

76 Karyawan PT Ara Shoes Keracunan


Nama               : Safitri amalia
Nim                 : D.111.09.0031
Kode soal        : 2 C

            Menurut saya,keracunan yang terjadi pada 76 karyawan PT ARA SHOES itu,penyebabnya adalah dari makanan itu sendiri. Seperti yang dipaparkan pada surat kabar tersebut,bahwa makanan untuk karyawan shif siang.mendapat jatah makan pukul 18.00,berarti makanan yang dikonsumsi  itu kurang lebih sudah dimasak 15 jam sebelum makanan dikonsumsi.seharusnya makanan itu,sudah tidak layak untuk dikonsumsi,karena jarak waktu pengolahan dengan jarak waktu mengkonsumsi makanan tersebut terlalu lama. Menu makanan itu seperti (nasi sambel terong, telur puyuh, tempe goreng ) sudah tercemar bakteri patogen melalui  Enterotoksin. Bakteri Enterotoksin adalah bakteri eksotoksin yang aktivitasnya memengaruhi usus halus, sehingga umumnya menyebabkan sekresi cairan secara berlebihan ke dalam rongga usus, menyebabkan diare dan muntah-muntah. Bakteri ini tumbuh pada pangan dan memproduksi toksin. Jika pangan ditelan, maka toksin tersebut yang akan menyebabkan gejala, bukan bakterinya.
            Bakteri patogen yang dapat mengakibatkan keracunan makanan yang terjadi pada 76 karyawan PT ARA SHOES melalui Enterotoksin adalah:
Bacillus cereus
            Bacillus cereus merupakan bakteri yang berbentuk batang, tergolong bakteri Gram positif, bersifat aerobik, dan dapat membentuk endospora. Keracunan akan timbul jika seseorang
menelan bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan
toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang telah mengandung toksin
tersebut. Ada dua tipe toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare dan toksin yang menyebabkan muntah (emesis).
            Gejala keracunan:
-          Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin penyebab diare, maka
gejala yang timbul berhubungan dengan saluran pencernaan bagian bawah berupa mual,
nyeri perut seperti kram, diare berair, yang terjadi 8-16 jam setelah mengkonsumsi
pangan.
-          Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin penyebab muntah,
gejala yang timbul akan bersifat lebih parah dan akut serta berhubungan dengan saluran
pencernaan bagian atas, berupa mual dan muntah yang dimulai 1-6 jam setelah
mengkonsumsi pangan yang tercemar.
Bakteri penghasil toksin penyebab muntah bisa mencemari pangan berbahan beras, kentang
tumbuk, pangan yang mengandung pati, dan tunas sayuran. Sedangkan bakteri penghasil
toksin penyebab diare bisa mencemari sayuran dan daging.

            Cara pencegahan :
               Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan pangan akibat bakteri patogen adalah:
·         Pengendalian suhu yang efektif untuk mencegah pertumbuhan spora.
·         Bila tidak tersedia lemari pendingin, disarankan untuk memasak pangan dalam jumlah yang sesuai untuk segera dikonsumsi.
·         Toksin yang berkaitan dengan sindrom muntah bersifat resisten terhadap panas dan   pemanasan berulang, proses penggorengan pangan juga tidak akan
                        menghancurkan toksin tersebut.
·         Mencuci tangan sebelum dan setelah menangani atau mengolah pangan.
·         Tidak meletakan pangan matang pada wadah yang sama dengan bahan pangan mentah untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.
·         Tidak mengkonsumsi pangan yang telah berbau dan rasanya tidak enak.
·         Memasak pangan sampai matang sempurna agar sebagian besar bakteri dapat terbunuh. Proses pemanasan harus dilakukan sampai suhu di bagian pusat pangan mencapai suhu aman (>700C) selama minimal 20 menit.
·         Tidak membiarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam, karena mikroba dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang.
·         Mempertahankan suhu pangan matang lebih dari 600C sebelum disajikan. Dengan menjaga suhu di bawah 50C atau di atas 600C, pertumbuhan mikroba akan lebih lambat atau terhenti.